Wednesday, December 24, 2025
HomeBUMNEkonomi dan BisnisHarga Telur Naik Tinggi, Simak Fakta Hingga Penyebabnya

Harga Telur Naik Tinggi, Simak Fakta Hingga Penyebabnya

Komisi VI DPR Ingatkan Mendag Zulkifli Terkait Harga Telur Naik Tinggi

JAKARTA, Nawacita – Harga telur naik tinggi, Kenaikan harga telur ayam ras menjadi perhatian masyarakat dalam beberapa waktu terakhir. Harga telur ayam menyentuh Rp 31.000 per kilogram, melonjak sekitar Rp 10.000 dari harga normal.

Paling baru, Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam menilai kenaikan harga telur ayam di Rp 31.000 per kilogram merupakan paling tinggi sepanjang sejarah. Ia pun mewanti-wanti Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Sebelumnya, Mendag Zulkifli menyebut persoalan harga telur naik karena banyaknya suplai. Ia pun meminta persoalan ini tak diperpanjang atau diramaikan. Lantas, sejak kapan harga telur ayam mengalami kenaikan? Simak berikut ini. Menurut catatan media, di Agustus ini, kenaikan harga telur ayam merangkak naik di pekan ke 2 dan pekan ke 3. Puncaknya, memasuki pekan ke-4 Agustus ini.

- Advertisement -

Hal yang sama juga pernah terjadi beberapa waktu lalu. Misalnya, pada Juni-Juli imbas adanya Idul Adha. Serta, menjelang ramadhan hingga setelah Idul Fitri lalu juga membuat telur ayam alami kenaikan.

Terkait penyebabnya, pedagang dan pengusaha ternyata berbeda pandangan dengan Mendag Zulkifli Hasan. Kenaikan harga telur disebut-sebut dipicu oleh pakan ternak yang cukup tinggi. Akhirnya mempengaruhi harga jual di sisi paling hilir.

Kemendag Panggil Pengusaha

Kementerian Perdagangan akan menemui pelaku usaha peternakan telur ayam untuk mengajak bicara dan berdiskusi terkait lonjakan harga telur yang tengah terjadi pada minggu ini.

“Kita dalam waktu dekat ini Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan akan mengundang pelaku usaha terutama pada tingkat peternakan petelur day old chicken (DOC) untuk mengajak bicara terkait lonjakan harga ini,” kata Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra dikutip dari Antara, Kamis (25/8/2022).

Syailendra memaparkan sejumlah faktor yang menyebabkan kenaikan harga telur ayam ras yaitu turunnya populasi ayam petelur hingga 30 persen karena penurunan konsumsi dan merosotnya harga pada awal pandemi COVID-19.

Sehingga, banyak pelaku usaha lebih memilih memotong ayam ketimbang menunggu hasil telurnya. Namun, kenaikan permintaan terhadap komoditas bahan pokok tersebut terjadi dengan adanya pelonggaran pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

“Kebijakan pelonggaran PPKM terkait dengan perubahan status COVID-19 dari pandemi menjadi endemi telah meningkatkan permintaan terhadap telur ayam ras dengan sangat signifikan yaitu sebesar 60 persen untuk memenuhi konsumsi rumah tangga, hotel, restoran, dan kafe, serta industri makanan dan minuman,” ujar Syailendra.

Akibat kenaikan permintaan tersebut, lanjutnya, tidak sedikit pedagang besar yang meningkatkan stok telur untuk dapat memenuhi permintaan masyarakat, selain untuk keperluan mendukung program bansos/penyaluran telur kepada masyarakat.

Kejadian serupa pernah terjadi pada Desember 2021 yang mana penyerapan telur oleh pemerintah untuk bansos menyebabkan harga telur ayam ras di tingkat peternak mencapai Rp23.000 per kilogram (kg) dengan puncak tertinggi terjadi pada minggu IV Desember 2021 yang mencapai Rp26.900 per kg.

Komisi VI DPR Ingatkan Mendag Zulkifli Terkait Harga Telur Naik Tinggi.

Faktor Kenaikan

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Terbaru