Saturday, March 15, 2025
HomeSTARTUPLifeStyleMengintip Persiapan Perayaan Hari Musik Nasional 2025 di Surabaya

Mengintip Persiapan Perayaan Hari Musik Nasional 2025 di Surabaya

Surabaya, Nawacita – Gelora musik Indonesia kembali mengalun di Kota Surabaya. Perayaan Hari Musik Nasional 2025 yang bertema Sadarlah Jiwanya, Sadarlah Budinya untuk Indonesia Raya akan berlangsung pada 8–9 Maret mendatang.

Komunitas Jatiswara, sebagai penyelenggara utama, menghadirkan rangkaian acara yang menonjolkan semangat kebersamaan dalam memperingati musik Indonesia.

Acara yang digelar di Komplek Taman Budaya Jawa Timur dan Makam Pahlawan Nasional WR Supratman ini menyuguhkan berbagai kegiatan, mulai dari Konser Indonesia Mendoa, Parade Indonesia Bermusik 24 Jam, Diskusi Musik Membangun Bangsa, hingga Ziarah Musik Indonesia Raya.

Ketua Pelaksana Nurhayati menekankan bahwa meskipun acara kali ini mendapatkan dukungan dari kementerian, semangat gotong royong tetap menjadi dasar utama penyelenggaraan.

“Meski kini ada dukungan dari kementerian, semangat juang gotong royong tetap menjadi fondasi utama kami. Tahun lalu, kami masih swadaya, dan kami ingin menjaga esensi itu,” ungkapnya.

Menggali Makna Musik untuk Bangsa

Titik fokus utama acara adalah Konser Indonesia Mendoa. Ini bukan hanya sebuah konser, tetapi juga sebuah upaya kolektif untuk mengenang sekaligus merayakan perjalanan panjang musik Indonesia.

Selain pertunjukan musik, acara ini juga menyertakan parade musik patrol, ziarah ke makam WR Supratman, serta diskusi tentang kontribusi musik dalam membangun karakter bangsa.

Para musisi yang terlibat dalam acara ini pun datang dari beragam latar belakang, seperti Prita Kartika, Orkestra Amadeuse, Suara Nusantara Jawandaru, Oka Impremsif Riang Gembira, dan Kemuning Musik. Para peserta dapat ikut berpartisipasi dalam parade, yang dilayani dengan panggung khusus oleh panitia.

“Partisipasi masyarakat dalam parade musik ini sangat kami harapkan. Ini adalah ruang terbuka bagi siapa saja yang ingin mengekspresikan dirinya dalam musik,” jelas Nurhayati.

Menavigasi Waktu yang Terbatas

Meskipun perayaan ini dilaksanakan dalam bulan Ramadan, yang seringkali mengurangi waktu untuk berbagai kegiatan, semangat panitia tetap tidak surut. Waktu yang terbatas karena adanya salat tarawih dianggap sebagai momen untuk merenung dan melakukan refleksi diri.

“Kami menghadapi waktu yang terbatas karena salat tarawih, tapi kami justru melihat ini sebagai kesempatan untuk menyeimbangkan antara refleksi spiritual dan ekspresi budaya,” kata Nurhayati.

Antusiasme masyarakat pun tetap tinggi. Berbagai komunitas musik di Surabaya, bersama dengan dukungan dari Taman Budaya Jawa Timur, menunjukkan solidaritas yang luar biasa dalam merayakan Hari Musik Nasional.

Inspirasi untuk Berkarya

Dengan segala tantangan dan keterbatasan waktu, Nurhayati berharap acara ini dapat menjadi pemicu lahirnya karya-karya musik yang lebih berkualitas dan bermanfaat bagi Indonesia.

“Perayaan ini kami harap dapat menjadi pemantik bagi musisi dan pelaku seni lainnya untuk terus berkarya. Semoga karya-karya yang lahir dari semangat ini membawa manfaat, baik dalam segi musikalitas maupun intelektualitas untuk Indonesia,” tadas Nurhayati.

RELATED ARTICLES

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here

RAMADAN BANKJATIM
- Advertisment -

Terbaru