Jakarta, nawacita – Kedutaan Besar Singapura untuk Indonesia membantah kabar bahwa pihaknya menahan dua pendiri Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas dan Richard Saerang, saat berada di Singapura. Kedubes menjelaskan, saat diwawancarai petugas Imigrasi Singapura, keduanya memberi tahu bahwa kedatangan mereka untuk aktivitas politik. “Termasuk mengumpulkan dana kampanye,” demikian keterangan resmi Kedubes Singapura, Minggu, 5 Juni 2016.
Karena itu, Amalia dan Richard akhirnya dilarang masuk ke Singapura. Rencana pemulangan mereka ke Indonesia pun diatur. Menurut Kedubes, mereka sadar bahwa Singapura tidak mengizinkan adanya aktivitas politik apa pun, tapi keduanya tetap memutuskan pergi.
Amalia dan Richard tiba di Singapura pada Sabtu, 4 Juni 2016, dan kembali ke Indonesia pada Minggu pagi ini. Kedubes Singapura menambahkan, pihaknya terus memberi informasi kepada kedutaan Indonesia tentang persoalan ini. KBRI pun diizinkan mengontak dua aktivis tersebut.
Kedutaan Singapura menambahkan, pihaknya selalu mengambil sikap tegas terhadap masuknya politik asing ke negaranya. Warga negara lain tidak diizinkan menggunakan Singapura sebagai ajang untuk kegiatan politik. “Siapa pun yang melanggar akan ditangani sesuai dengan hukum yang berlaku,” demikian keterangan tertulis Kedubes Singapura.
Adapun Amalia, setiba di Tanah Air, mengatakan ada kesalahpahaman sehingga insiden tersebut terjadi. Setiba di Indonesia, ia menjelaskan adanya salah satu media online yang salah mengutip pernyataan Teman Ahok, yang berujung pelarangan dia.
Menurut Amalia, media tersebut menuliskan bahwa kunjungannya ke Singapura dalam rangka mengumpulkan dukungan. Acara Teman Ahok pun berubah menjadi festival makanan. “Jadi tidak ada acara yang berbau politis,” ujarnya di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Minggu, 5 Juni 2016.
sumber : tempo.co