Sains Dalam Al Quran, Pentingnya Retakan Bumi Bagi Kehidupan

Ilustrasi.
Ilustrasi.
top banner

SURABAYA, Nawacita Allah berfirman, “Dan demi bumi yang mempunyai retakan.” (At-Thariq: 12). Ayat ini menggunakan kalimat sumpah, padahal Allah tidak butuh bersumpah. Dari sini kita mengerti bahwa sumpah menunjukkan betapa pentingnya retakan-retakan bumi hingga Allah bersumpah atasnya.

Kita menjadi bertanya-tanya mengenai makna ayat ini, apa pentingnya retakan-retakan bumi? Saat kita menyiram benih di tanah dan menyiraminya dengan air, volume tanah akan bertambah dan kemudian retak, lalu membentuk jalan keluar untuk tunas benih tersebut.

Jika fenomena ini tidak terjadi, mustahil benih itu bisa tumbuh menghasilkan tanaman. Jadi, retakan adalah salah satu sarana untuk memberikan ventilasi bagi tanah dan memperbaharui kesuburannya. Menurut para pakar geologi, bumi pada masa purbakala hanya terdiri atas satu segmen saja. Jutaan tahun kemudian dan akibat tekanan dahsyat dari perut bumi, kulit bumi menjadi retak.

Baca Juga: Sains Dalam Al Quran, Air Hujan dari Laut Terasa Tawar

Hal itu terus berlangsung sampai sekarang hingga terbentuk benua-benua dan samudra-samudra seperti yang kita kenal saat ini. Bumi tempat kita tinggal dan hidup, mempunyai lapisan terluar yang padat. Lapisan ini kemudian terbelah menjadi banyak lempeng yang membentang sepanjang ratusan ribu kilometer dan memiliki kedalaman sekitar 65 sampai 150 kilometer dari semua arah.

Anehnya semua lempeng tersebut saling menyambung satu sama lain seolah seperti satu lempeng utuh dan diserupakan oleh ulama seperti guratan bola tenis. Al quran menjelaskan, Dan demi bumi yang mempunyai retakan. Lempeng ini menjadi salah satu faktor penting mengapa bumi bisa didiami dan dijadikan tempat kehidupan.

Hal itu adalah retakan pada lapisan terluar bumi yang bersifat padat. itu juga bukan retakan biasa, melainkan dihasilkan oleh gerakan baik vertikal maupun horizontal pada bagian lapisan terluar bumi.

Pakar geologi masa kini telah menemukan bahwa bumi terbelah hingga menjadi 24 retakan dengan berbagai benua dan samudra berpusat di atasnya seperti Amerika, Afrika, Asia, Eropa, Arabia, India, dan Australia. Ilmu pengetahuan modern juga telah mengungkap adanya lempeng-lempeng di dasar samudra yang panjangnya mencapai puluhan ribu kilometer dengan kedalaman antara 65 sampai 150 kilometer.

Baca Juga: Nabi Muhammad SAW, Guru Paling Baik di Muka Bumi

Seandainya lempeng-lempeng ini tidak ada, bumi kita pasti akan meletus seperti bom atom sejak awal kejadiannya saat kulit luarnya kering. Tak aneh bila kemudian Allah bersumpah atas kebenaran ilmiah yang mengagumkan ini, yaitu kebenaran yang dimensi-dimensinya belum bisa diungkap oleh kalangan ilmuwan kecuali pasca-Perang Dunia II.

Bahkan, penelitian mereka terus berlanjut hingga lebih dari 20 tahun berselang sampai berhasil merumuskan teori lempeng secara sempurna. Padahal, Al quran telah mengemukakan kebenaran itu lebih dari 1.400 tahun yang lalu. “Dan demi bumi yang mempunyai retakan.”

Bumi terdiri dari sejumlah lapisan. Semakin ke dasar bumi, lapisan yang ditemui akan semakin lunak dan gembur. Artinya, lapisan terluar atau permukaan bumi bersifat padat dan keras, sementara lapisan terdalamnya bersifat lunak. Semakin dalam kita menuju perut bumi, kelunakan lapisannya akan semakin kentara dan suhu panasnya akan semakin meningkat hingga diibaratkan seperti benda cair yang bergejolak.

Baca Juga: Sains Dalam Al Quran, Meteor Mengejar Setan yang Menguping

Hal ini sebenarnya telah diisyaratkan oleh Al quran melalui firman-Nya, “Sudah merasa amankah kamu bahwa Dia yang di langit tidak akan membuat kamu ditelan bumi ketika tiba-tiba ia berguncang (tamur)?” (Al-Mulk: 16). Kata tamur berarti bergejolak seperti bergejolaknya benda cair yang mendidih.

Kalangan ilmuwan berpendapat bahwa 90 persen gunung berapi dan mayoritas gempa bumi berpusat di sekitar lempeng-lempeng di awal. Dari sinilah muncul disiplin ilmu tentang gempa bumi (seismologi) dan gunung berapi (vulkanologi) yang banyak bergantung pada pengetahuan struktur lempeng-lempeng bumi dan seberapa jauh pembagiannya di kerak bumi.

Kedua ilmu ini telah mencatat bahwa terjadi ratusan ribu gempa di seluruh dunia dalam setahun, tapi dalam skala kecil yang tidak bisa dirasakan. Tercatat pula bahwa samudra-samudra mempunyai rangkaian gunung berapi aktif dengan lava pijar bersuhu sangat tinggi. Inilah yang diisyaratkan oleh Al-Quran dalam firman Allah, “Ada laut yang di dalam tanahnya terdapat api.” (At-Thur: 6). Pengetahuan ini dikutip dari Buku Pintar Sains Dalam Alquran.

oknws.

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here